Showing posts with label umum. Show all posts
Showing posts with label umum. Show all posts

Sunday, October 21, 2012

Hanya Sebuah Kata-Kata 2

17 October  2012 via UberSocial
 Dimana lagi harus ku Cari? Bahkan melihat cahayanya saja aku belum pernah.. Semangat menurun drastis hati kecilpun menangis..

15 October  2012 via UberSocial

 Ntahlah. Semakin hari ku merasa semakin kehilangan. Ntah kapan ku dapat menemukan seperti dahulu .

14 October  2012 via UberSocial
 

Terkadang ku hanya bisa terdiam didalam sebuah kotak tak terbatas..

13 October  2012 via UberSocial
 

Jalan ini terasa gelap. Seperti langit mendung dimalam hari.
3 October  2012 

 bring the sky to earth and give back light to the sky.

2 October  2012 via UberSocial
 

Semakin jauh melangkah
Semakin hilang arah.
Hanya bisa pasrah.

Hanya Sebuah Kata-Kata

26 September 2012 via UberSocial 
 Cinta bukan milik kamu, dia mereka ataupun saya. Tetapi cinta milik siapa saja yang ingin merasakannya. 

26 September 2012 
 tiada apa atau siapa.. kekosongan mengisi jiwa.. 

24 September 2012 via UberSocial 
Mengenal jati diri. Yang tak kunjung ku temui. Membuatku frustasi. Seakan mau bunuh diri. Kemana lagi harus ku Cari. Habis sudah ku jelajahi. Sampai kapan akan seperti ini. Haruskah aku mati agar dapat mengerti.

24 September 2012 via UberSocial 
Sebuah kisah penuh tanda Tanya . Memainkan peran yg tak terduga. Protagonis atau antagonis. Tersenyum manis atau malah menangis. 

20 September 2012 via UberSocial 
Sebuah siklus universal. Menuju arah universal. Bukankah Isinya juga bersifat universal. 

5 September 2012 via BlackBerry Smartphones App 
Sang pujangga menulis kata dengan tinta. Tersimpan makna yang berharga. Pahami Dan renungi kelak kau akan tau arti.

5 September 2012 via BlackBerry Smartphones App 
Indahnya pagi. Burung-burung bernyanyi. Menyambut sang mentari. mencari rezeki. Dengan semangat tiada henti. Tak lupa bersyukur pada Sang Illahi. 

 4 September 2012 via BlackBerry Smartphones App
Tidak Ada lagi kata santai. Berjuang hingga tetes darah penghabisan. Kalo udah selesai silahkan masuk kuburan.

Saturday, April 17, 2010

Toba, Teori Bencana dan Panorama

gambar

Mereka yang pernah menikmati keelokan Danau Toba mungkin tidak dapat membayangkan kengerian
yang ditimbulkan dalam proses ”penciptaannya”.

Begitu melintas di kelokan jalan mendekati Parapat, kota wisata di pinggir Danau Toba, birunya hamparan
air dan panorama dinding batu perbukitan Pulau Samosir yang menjadi latar langsung memesona.

Keindahan panorama Danau Toba tidak terjadi begitu saja. Danau vulkanik terbesar di dunia itu terbentuk
dari rangkaian proses geologis dan vulkanis mahadahsyat. Setidaknya ada tiga letusan gunung api besar
mengiringi terbentuknya Danau Toba. Letusan terakhir terjadi 74.000 tahun silam.

Majalah Science mencatat, letusan termuda Gunung Toba merupakan peristiwa vulkanis paling besar di
bumi dalam dua juta tahun terakhir. Letusannya memuntahkan 2.800 kilometer kubik magma, yang 800
kilometer kubik di antaranya terbang ke atmosfer, menyelimuti lapisan Bumi sepanjang Laut China Selatan
hingga Laut Arab.

Adalah antropolog University of Illinois di Urbana-Champaign, Stanley Ambrose, yang pada tahun 1998
memperkenalkan Teori Bencana Toba. Berdasarkan teori ini, letusan Gunung Toba mengubah iklim global.
Akibatnya, populasi manusia berkurang drastis. Garis evolusi yang menghubungkan spesies manusia
modern dengan primata lain terputus. Teori ini memang diperdebatkan, tetapi cukup menggambarkan
kedahsyatan letusan.

Kaldera yang terbentuk dari tiga kali letusan menjadi Danau Toba. Letusan terakhir menyempurnakan
pembentukan Danau Toba dan Pulau Samosir, setelah letusan pertama 800.000 tahun silam hanya
membentuk kaldera di sekitar Parapat hingga Porsea dan letusan kedua sekitar 500.000 tahun lampau
membentuk kaldera di daerah Haranggaol dan Silalahi.

Sekarang, bekas peristiwa vulkanik luar biasa ini hanyalah keindahan alam. Kaldera besar menjadi danau
dengan panjang mencapai 100 kilometer dan lebar 30 kilometer. Bukit-bukit batu terjal yang mengelilingi
danau terlihat eksotis. Kecuramannya menghunjam langsung ke pinggiran danau. Pulau Samosir mirip
dinding batu raksasa membentengi air danau.

Saking luar biasanya panorama ini, Pangeran Bernard dari Belanda mengizinkan namanya dipakai ”menjual”
Danau Toba. ”Juallah nama saya untuk danau ini. Saya tak dapat melukiskan betapa indahnya Danau
Toba,” puji sang pangeran saat berkunjung ke Toba tahun 1996.

Sebelum krisis ekonomi tahun 1997, Danau Toba adalah salah satu tujuan wisata utama. ”Penerbangan
langsung Eropa-Medan sempat ada sebelum krisis. Garuda dan KLM dari Eropa transit di Medan sebelum
lanjut ke Denpasar,” ujar pemilik salah satu hotel di Parapat, Hendry Hutabarat.

Turis-turis Eropa seolah tak puas hanya menikmati Lake Como di Italia. Turis berkebangsaan Belanda, Nellie
Tyssen, mengatakan, ”Di sini saya tak perlu khawatir kedinginan ketika di Eropa justru sedang musim
dingin. Saya tak bosan tiap tahun datang ke sini.”

Hampir semua wilayah sekeliling danau punya panorama alam yang jadi tujuan wisata. Semua terbagi dalam
tujuh kabupaten, yakni Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan
Samosir. Umumnya wisatawan menikmati keelokan Danau Toba dari Parapat di Simalungun dan Tuktuk
Siadong di Pulau Samosir.

Dari dataran tinggi Karo di sebelah utara, keelokan danau terlihat memanjang dipandang dari
Sikodonkodon. Namun, hanya ada satu resor di sini. Di sisi barat, pemandangan danau dan Pulau Samosir
dapat dengan sempurna disaksikan dari Tele. Ada gardu pandang di ketinggian sekitar 1.000 meter dari
permukaan laut.

Di Parapat, sedikitnya ada 900 kamar hotel berbagai jenis, mulai dari bintang empat hingga homestay, di
Tuktuk juga tak berbeda. Baik di Parapat maupun Tuktuk, wisatawan dapat langsung menikmati danau
dari pinggirannya. Tarif hotel di Tuktuk dan Parapat bervariasi, sesuai tipikal turis yang datang. Mulai dari
Rp 30.000 hingga Rp 500.000 per malam tergantung tipe hotel.
”Kami menawarkan harga berkisar Rp 30.000 hingga Rp 70.000 per malam untuk kamar yang bersih, air
panas, dan suasana yang hommy bagi turis backpacker. Mereka sangat menyukai suasana rumahan yang
kami tawarkan,” kata Bulan Sitepu, pengelola Liberta Homestay di Tuktuk.

Hantaman krisis ekonomi tahun 1997 membuat pariwisata di Danau Toba meredup. Tak ada lagi
penerbangan langsung dari Eropa ke Medan. Jumlah turis asing menyusut drastis. Sejak krisis, Tuktuk
seperti kota mati.

Perlahan, seiring membaiknya perekonomian dalam negeri, turis domestik menjadi penopang pariwisata
Danau Toba. Turis dari negara tetangga, Malaysia dan Singapura, pun makin banyak yang datang karena
relatif lebih dekat.

Perjalanan darat ke Parapat memakan waktu empat sampai lima jam dari Medan. Tersedia bus atau travel
yang langsung menuju Parapat. Rutenya melewati Lubuk Pakam, Tebing Tinggi, dan belok ke arah
Pematang Siantar. Sepanjang perjalanan, kita disuguhi panorama perkebunan kelapa sawit dan karet.

Apabila menggunakan kereta api, dari Medan pilih rute menuju Pematang Siantar. Dari sini perjalanan
dilanjutkan menggunakan bus ke Parapat. Waktu tempuhnya satu jam. Saat turis asing masih ramai
berkunjung ke Danau Toba, dari Pematang Siantar mereka naik becak bermesin sepeda motor BSA,
kendaraan sisa Perang Dunia II yang kini dijadikan becak mesin.

Kita mulai menikmati suasana budaya Batak begitu sampai Pematang Siantar. Warganya berbicara dalam
bahasa Batak Toba atau Batak Simalungun. Etnis Batak secara kultural menjadikan Danau Toba sebagai
”rumah” dan pusat mitologi. Orang Batak percaya, situs Batu Hobon di Pulau Samosir dan Pusuk Buhit,
bukit batu tertinggi di pulau ini, menjadi tempat nenek moyang mereka turun ke bumi.

Tak hanya keindahan panorama alam yang menjadi sumber penghidupan penduduk dari sektor wisata. Air
danau juga cocok untuk budidaya ikan nila. Ribuan keramba jaring apung tempat budidaya ikan nila
menghidupi ribuan keluarga. Perusahaan asal Swiss memiliki 1.780 keramba ikan nila kualitas ekspor.
Produksi ikan nila dari Danau Toba mencapai 50.000 ton setiap tahun. Separuh di antaranya diekspor
dengan nilai hampir Rp 500 miliar.

Ternyata, bencana yang hampir memusnahkan ras manusia di bumi ini sekarang menjadi sumber
penghidupan manusia.












Friday, April 16, 2010

Kapal Nabi Nuh

 Penemuan Kapal Nabi Nuh
gambar

gambar

gambar

Deck-kapal-nabi-nuh
Bahtera (kapal) Nuh telah lama menjadi kontroversi di dunia arkeologi. Sejarah mencatat bahwa Nuh diperintahkan Tuhan untuk membuat sebuah bahtera karena Tuhan berniat menurunkan hujan maha lebat ke bumi. Alkitab mengisahkan bahwa Nuh mentaati perintah tersebut dan tepat pada waktu yang telah ditentukan Tuhan, maka turunlah hujan yang sangat lebat ke muka bumi dan menenggelamkan semua makhluk hidup yang ada. Nuh beserta keluarganya dan binatang-binatang yang diselamatkannya kemudian mengapung bersama bahtera tersebut. Alkitab kemudian menceritakan bahwa bahtera tersebut kandas di puncak gunung Ararat.
Kisah yang bersumber dari Alkitab ini kemudian menjadi bahan perbincangan yang hangat di kalangan sejarawan dan arkeolog. Ada pihak yang mendukung bahwa kisah tersebut adalah nyata, namunada juga yang menganggapnya hanya sekedar dongeng dari Alkitab. Namun, perdebatan tersebut kini berakhir dengan telah ditemukannya bukti-bukti ilmiah berkaitan dengan kisah tersebut. Sisa-sisa bahtera tersebut ditemukan pertama kali oleh seorang Kapten angkatan darat dari militer Turki. Ia menemukannya secara tidak sengaja pada waktu meneliti foto-foto wilayah pegunungan Ararat. Kemudian untuk mengkonfirmasi temuan tersebut, diundanglah ahli-ahli arkeologi dari Amerika Serikat untuk meneliti keabsahannya
gambar
Pada ekspedisi ilmiah yang kemudian dilakukan pada ketinggian 7000 kaki, sekitar 20 mil sebelah selatan puncak gunung Ararat, mereka menemukan sebuah kapal sepanjang kira-kira 500 kaki yang telah membatu. Pengukuran yang kemudian dilakukan pada obyek tersebut menghasilkan suatu kesimpulan yang mencengangkan, karena ukuran panjang, lebar dan tinggi penemuan arkelogi tersebut sama persis dengan ukuran bahtera Nuh seperti yang tercantum di Alkitab. Saat ini, lokasi penemuan bahtera tersebut telah menjadi obyek wisata yang dapat dikunjungi semua orang







Sejarah Monas

Image and video hosting by TinyPic
Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.

Sedangkan wilayah taman hutan kota di sekitar Monas dahulu dikenal dengan nama Lapangan Gambir. Kemudian sempat berubah nama beberapa kali menjadi Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas dan kemudian menjadi Taman Monas.



Image and video hosting by TinyPic

Monas dibangun setinggi 132 meter dan berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan ini dilapisi oleh marmer.

1. Lidah Api
Di bagian puncak terdapat cawan yang di atasnya terdapat lidah api dari perunggu yang tingginya 17 meter dan diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton. Lidah api ini dilapisi emas seberat 45 kg. Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang disatukan.

2. Pelataran Puncak
Pelataran puncak luasnya 11x11 m. Untuk mencapai pelataran puncak, pengunjung bisa menggunakan lift dengan lama perjalanan sekitar 3 menit. Di sekeliling lift terdapat tangga darurat. Dari pelataran puncak Monas, pengunjung bisa melihat gedung-gedung pencakar langit di kota Jakarta. Bahkan jika udara cerah, pengunjung dapat melihat Gunung Salak di Jawa Barat maupun Laut Jawa dengan Kepulauan Seribu.

3. Pelataran Bawah
Pelataran bawah luasnya 45x45 m. Tinggi dari dasar Monas ke pelataran bawah yaitu 17 meter. Di bagian ini pengunjung dapat melihat Taman Monas yang merupakan hutan kota yang indah.

4. Museum Sejarah Perjuangan Nasional
Di bagian bawah Monas terdapat sebuah ruangan yang luas yaitu Museum Nasional. Tingginya yaitu 8 meter. Museum ini menampilkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Luas dari museum ini adalah 80x80 m. Pada keempat sisi museum terdapat 12 diorama (jendela peragaan) yang menampilkan sejarah Indonesia dari jaman kerajaan-kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia hingga G30S PKI.

WISATA MONAS
Untuk mengunjungi Monas, ada banyak jenis transportasi yang dapat Anda gunakan. Jika Anda pengguna kereta api, Anda dapat menggunakan KRL Jabodetabek jenis express yang berhenti di Stasiun Gambir. Anda pun dapat menggunakan fasilitas transportasi Bus Trans Jakarta. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, tersedia lapangan parkir khusus IRTI, atau Anda dapat memarkir kendaraan Anda di Stasiun Gambir.

Untuk dapat masuk ke bangunan Monas, Anda dapat melalui pintu masuk di sekitar patung Pangeran Diponegoro. Lalu Anda akan melalui lorong bawah tanah untuk masuk ke Monas. Anda pun dapat melalui pintu masuk di pelataran Monas bagian utara. Jam buka Monas adalah jam 9.00 pagi hingga jam 16.00 sore.

Monas dapat menjadi salah satu pilihan Anda untuk berwisata bersama keluarga dan tempat mendidik anak-anak untuk lebih mengenal sejarah Indonesia. Anda pun dapat menikmati udara segar dari rindangnya pepohonan di Monas. Dan jangan lupa untuk menjaga kebersihan Taman Monas agar tetap indah untuk dinikmati siapapun.

Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic

Wednesday, April 14, 2010

THE BONEYARD : Kuburan pesawat udara terbesar di dunia

Image and video hosting by TinyPic

Merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki AMARG (Aerospace Maintenance and Regeneration Group), berada di bawah naungan pangkalan angkatan udara AS. Luasnya lebih dari 2600 hektar sama dengan 1430 lapangan American Footbal terdapat lebih dari 4000 pesawat yang sudah pensiun termasuk juga pesawat2 militer Amerika sejak WWII. Lokasinya berada di Tucson, Arizona. Tempat ini juga merupakan lokasi shooting Transformers : Revenge of the Fallen.

Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic