Showing posts with label Nuklir. Show all posts
Showing posts with label Nuklir. Show all posts

Saturday, October 2, 2010

57,6 Persen Terima Pembangunan PLTN

Hasil jajak pendapat yang disampaikan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menyatakan bahwa 57,6 persen dari 3.000 orang di Jawa dan Bali dapat menerima rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN.
Mereka sebagian besar menilai bahwa penggunaan energi nulir dapat menjaga kestabilan pasokan energi. "Denpasar yang paling menerima karena kekhawatiran dapat terjadi krisis energi listrik," ujar Ibnu Hamad, tenaga ahli lembaga penelitian Tridakomi Andalan Semesta yang juga Guru Besar Komunikasi Universitas Indonesia saat memaparkan hasil penelitian untuk BATAN di kantor BATAN, Kuningan, Jakarta, Selasa (24/8/2010).
Meskipun tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN tersebut cukup tinggi, hasil jajak pendapat juga menunjukkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat terhadap PLTN masih rendah. "Masyarakat yang kurang paham 51,2 persen, tidak paham 28,9 persen, yang cukup paham 18,9 persen, yang tidak 28,9 persen," kata Ibnu.
Ketidakpahaman tersebut dikarenakan hanya sedikit responden yang pernah menerima sosialisasi tentang PLTN dari BATAN. "Kalau sosialisasinya benar, bisa meningkat penerimaannya," tambahnya.
Penerimaan terhadap rencana pembanguan PLTN paling banyak datang dari kalangan pengurus organisasi massa, anggota DPRD serta aparat pemerintah.
Selain karena nuklir dapat menjadi pasokan energi, mereka menerima karena PLTN merupakan program pemerintah dan berkontribusi bagi perkembangan IPTEK. Sedangkan yang menolak, yakni sekitar 24,6 persen dikarenakan mereka khawatir akan kecelakaan atau kebocoran nuklir, penyalahgunaan nuklir menjadi senjata, serta pencemaran radioaktif akibat pembangunan PLTN.
Penelitian jajak pendapat tersebut dilakukan guna mengukur sejauh mana sosialisasi BATAN mengenai PLTN berhasil. "Paling tidak tahun ini dua kali, pada semester pertama pada semester kedua, kami laporkan sebelum tahun anggaran selesai," ujar Kepala BATAN, Hudi Hastowo dalam kesempatan yang sama.
Jajak pendapat yang dilaksanakan 31 Mei-15 Juni di 22 daerah dalam 7 provinsi Jawa-Bali tersebut dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. Sebanyak 3.000 responden yang dipilih secara acak terdiri dari 2000 masyarakat umum, 1.000 orang tertentu.





















Saturday, April 17, 2010

Bahan Bakar Nuklir (TRISO)


Bahan bakar untuk reaktor temperatur tinggi (VHTR – Very High Temperature Reactor)  pada umumnya tersusun atas partikel-partikel bahan bakar yang dikompakkan dengan matrik grafit dalam bentuk bola atau pelet. Setiap partikel bahan bakar tersusun atas bahan fisil berupa bola-bola kecil (kernel) berdiameter sekitar 60 mm dan lapisan pelindung yang berfungsi menghalangi pelepasan nuklida hasil fisi ke sistem pendingin dan menghalangi serangan kimia pendingin terhadap  kernel bahan bakar. Bahan bakar nuklir VHTR adalah tipe TRISO( Tri-isotropic).





Bentuk TRISO seperti terdapat pada Gambar 1, mempunyai susunan sebagai berikut

Image and video hosting by TinyPic

1.      Lapisan karbon pirolitik densitas rendah (PyC)
Lapisan  ini adalah  lapisan yang terdalam yang mempunyai  densitas  rendah  dan  berpori sehingga  dapat menampung  gas  hasil  fisi  dan mengatasi    swelling  akibat adanya produk  fisi padat.
2.      Lapisan karbon pirolitik dalam densitas  tinggi (Inner Pyrolitic Carbida, IPyC)
Adanya  lapisan  ini  bertujuan  untuk mengungkung tekanan gas fisi.
3.      Lapisan silikon karbida (SiC)
Lapisan  ini  bertujuan  untuk  mengungkung produk  fisi  yang  sangat  aktif  gerakannya seperti  Cs,  Sr,  Ag.  Selain  itu  keramik  SiC digunakan  karena  mempunyai  suhu dekomposisi  yang  sangat  tinggi  yaitu  2100ยบ C sehingga  berfungsi  sebagai  penghalang mekanik dan kimia pada suhu tinggi.
4.      Lapisan karbon pirolitik densitas tinggi (Outer Pyrolitik Carbida, OPyC)
Lapisan  ini  bertujuan untuk  penahan mekanik bahan bakar.
TRISO akan sangat di butuhkan karena industry – industry VHTR utama sepeti PBMR, GTHTR300C, ANTARES, NHDD, GT-MHR, NGNP dan HTR-PM telah di pertimbangkan dan di setujui. Proyek VHTR di perkirakan akan selesai pada 2015. Manajemen Proyek VHTR menelaah rencana bantuan dari OECD/NEA  termasuk anggaran dan elemen biaya untuk masing-masing pihak dalam suatu proyek.
            Suatu pebble TRISO dapat menghasilkan lebih dari 1,000 watt dengan waktu dua tahun total sama sekitar 30 ton dari panas batubara. PBMR dengan daya 165 MWe akan membutuhkan sekitar 450,000 pebble. Jika di perkirakan ada 10 jenis reactor yang memakai bahan bakar TRISO di dunia, maka di butuhkan pebble TRISO sebanyak 4.5 juta pebble TRISO.

Thursday, April 8, 2010

Efek dan Manfaat Radiasi

EFEK RADIASI TERHADAP MANUSIA
Efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi.
Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel.
Efek Deterministi (efek non stokastik) Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.
Efek Stokastik Dosis radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel Sel yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat menigkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu populasi, namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu.
MANFAAT RADIASI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Manfaat radiasi dalam bidang kedokteran
• Sumber radiasi yang berasal dari sinar-X dan sinar gamma dapat digunakan dalam terapi kanker, untuk memusnahkan sel ganas yang ada didalam tubuh. Nuklida 131I yang memancarkan sinar beta bermanfaat dalam pengobatan kanker tiroid sebab iodine diambil secara terpilih oleh kelenjar tiroid.
• Adanya alat pemacu jantung. Alat ini menggunakan peluruhan sejumlah kecil 238 Pu radioaktif untuk diubah menjadi energy listrik.
• Adanya tomografi pancaran positron atau PET merupakan teknik diagnostic penting yang menggunakan radiasi.
• Adanya alat radiografi yang digunakan untuk mengetahui bagian dalam organ tubuh seperti tulang, paru - paru dan jantung.

Dalam bidang industry adalah pabrik kertas, ketebalan kertas dapat diatur dengan mengukur berapa banyak radiasi sinar beta yang lewat menembus kertas menuju ke alat pencacah GM. Dalam pabrik baja lembaran digunakan sinar gamma.

Wednesday, November 11, 2009

Ilmu Teknik Nuklir

Ilmu Teknik Nuklir
Ilmu teknik nuklir dalam perkembangannya terbagi menjadi empat teknik yaitu : teknik reactor, teknik proses, teknik instrumentasi, teknik radiologi. Berikut adalah penjelasan dari ilmu teknik nuklir.
1. Teknik Reactor
Teknik reactor adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan reactor nuklir dan sistim keselamatan reactor. Reactor nuklir adalah tempat/perangkat dimana reaksi nuklir berantai dibuat, diatur dan dijaga kesinambungannya pada laju yang tetap (berlawanan dengan bom nuklir, dimana reaksi berantai terjadi pada orde pecahan detik, reaksi ini tidak terkontrol).
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk penelitian. Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium sebagai bahan senjata nuklir.
Saat ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi fissi nuklir, dan sering dipertimbangkan masalah resiko keselamatannya. Sebaliknya, beberapa kalangan menyatakan PLTN merupakan cara yang aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi merupakan teknologi ekperimental yang berbasi pada reaksi fusi nuklir. Ada beberapa piranti lain untuk mengendalikan reaksi nuklir, termasuk di dalamnya pembangkit thermoelektrik radioisotop dan baterai atom, yang membangkitkan panas dan daya dengan cara memanfaatkan peluruhan radioaktif pasif, seperti halnya Farnsworth-Hirsch fusor, dimana reaksi fusi nuklir terkendali digunakan untuk menghasilkan radiasi neutron.

Adapun beberapa tipe reactor PLTN sebagai berikut:
Reactor air ringan (light water reactor, LWR)
Di antara PLTN yang masih beroperasi di dunia, 80 % adalah PLTN tipe Reaktor Air Ringan (LWR). Reaktor ini pada awalnya dirancang untuk tenaga penggerak kapal selam angkatan laut Amerika. Dengan modifikasi secukupnya dan peningkatan daya seperlunya kemudian digunakan dalam PLTN. PLTN tipe ini dengan daya terbesar yang masih beroperasi pada saat ini (tahun 2003) adalah PLTN Chooz dan Civaux di Perancis yang mempunyai daya 1500 MWe, dari kelas N-4 Perancis. Reaktor Air Ringan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu Reaktor Air Didih dan Reaktor Air Tekan (pendingin tidak mendidih), kedua golongan ini menggunakan air ringan sebagai bahan pendingin dan moderator.
Reaktor Air Tekan (Pressurized Water Reactor, PWR)
Pada PLTN tipe PWR, air sistem pendingin primer masuk ke dalam bejana tekan reaktor pada tekanan tinggi dan temperatur lebih kurang 290 oC. Air bertekanan dan bertemperatur tinggi ini bergerak pada sela-sela batang bahan bakar dalam perangkat bahan bakar ke arah atas teras sambil mengambil panas dari batang bahan bakar, sehingga temperaturnya naik menjadi sekitar 320 oC. Air pendingin primer ini kemudian disalurkan ke perangkat pembangkit uap (lewat sisi dalam pipa pada perangkat pembangkit uap), di perangkat ini air pendingin primer memberikan energi panasnya ke air pendingin sekunder (yang ada di sisi luar pipa pembangkit uap) sehingga temperaturnya naik sampai titik didih dan terjadi penguapan. Uap yang dihasilkan dari penguapan air pendingin sekunder tersebut kemudian dikirim ke turbin untuk memutar turbin yang dikopel dengan generator listrik.
Perputaran generator listrik akan menghasilkan energi listrik yang disalurkan ke jaringan listrik. Air pendingin primer yang ada dalam bejana reaktor dengan temperatur 320 oC akan mendidih jika berada pada tekanan udara biasa (sekitar satu atmosfer). Agar pendingin primer ini tidak mendidih, maka sistem pendingin primer diberi tekanan hingga 157 atm. Karena adanya pemberian tekanan ini maka bejana reaktor sering disebut sebagai bejana tekan atau bejana tekan reaktor. Pada reaktor tipe PWR, air pendingin primer yang membawa unsur-unsur radioaktif dialirkan hanya sampai ke pembangkit uap, tidak sampai turbin, oleh karena itu pemeriksaan dan perawatan sistem sekunder (komponen sistem sekunder: turbin, kondenser, pipa penyalur, pompa sekunder dll.) menjadi mudah dilakukan.
Pada prinsipnya PWR yang dikembangkan oleh Rusia (disebut VVER) sama dengan PWR yang dikembangkan oleh negara-negara barat. Perbedaan konstruksi terdapat pada bentuk penampang perangkat bahan bakar VVER (berbentuk segi enam) dan letak pembangkit uap VVER (horizontal).
Reaktor Air Didih (Boiling Water Reactor, BWR)
Karakteristika unik dari reaktor air didih adalah uap dibangkitkan langsung dalam bejana reaktor dan kemudian disalurkan ke turbin pembangkit listrik. Pendingin dalam bejana reaktor berada pada temperatur sekitar 285 oC dan tekanan jenuhnya sekitar 70 atm. Reaktor ini tidak memiliki perangkat pembangkit uap tersendiri, karena uap dibangkitkan di bejana reaktor . Karena itu pada bagian atas bejana reaktor terpasang perangkat pemisah dan pengering uap, akibatnya konstruksi bejana reaktor menjadi lebih rumit.

Saturday, August 8, 2009

Masyarakat Diminta Dukung Nuklir

INILAH.COM, Medan - Pemerintah berharap seluruh kalangan mendukung rencana pembangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepara Jawa Tengah pada 2010. India sudah memiliki 17 PLTN dan hingga kini tidak ada permasalahan bagi warganya.

"Tambahan energi di dalam negeri sudah sangat mendesak bukan saja untuk kebutuhan industri, dan menarik investasi, tapi juga masyarakat. Indonesia juga sudah jauh ketinggalan dalam penggunaan nuklir sebagai sumber energi dibandingkan negara lainnya," kata Deputi Menteri Negara bidang Dinamika Masyarakat Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Prof Dr Ir Carunia Mulya Firdaus, MA, APU, di Medan.

Dia berbicara pada sarasehan tentang penambahan sumber energi dengan PLTN yang digelar di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Sumut yang dihadiri berbagai kalangan.

Di India saja misalnya sudah ada 17 PLTN dan hingga kini tidak ada permasalahan bagi warganya.

"Bagi pemerintah Indonesia sendiri, yang paling penting adalah komitmen masyarakat secara nasional untuk menerima energi dari tenaga nuklir itu," katanya yang didampingi Sekretaris Balitbang Sumut, Rita Lubis.

Untuk memperoleh komitmen nasional itu, kata dia, pemerintah terus melakukan sosialisasi dam sarasehan tentang apa dan bagaimana PLTN itu sehingga masyarakat benar-benar welcome menerima sumber energi baru itu.

Dia menjelaskan, mengacu pada UU NO 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, pembangunan PLTN itu seyogianya sudah harus dimulai pada tahun 2010 untuk bisa dioperasikan pada 2016.

Menurut rencana, pada tahun depan pemerintah akan membangun dua unit PLTN dengan kapasitas masing-masing 1.000 mega watt.

"Belum tahu siapa nanti yang diajak bermitra membangun PLTN itu, apakah dari Korea Selatan, Perancis, Jepang atau negara lainnya," katanya.

Dia tidak bisa menyebutkan total investasi untuk pembangunan satu PLTN, kecuali menyebutkan bahwa investasi tahap awal (untuk teknologi) untuk satu PLTN itu berkisar Rp 1,5 triliun.

"Lokasi PLTN di Semenanjung Muria Jepara, Jateng itu berdasarkan kajian dinilai cukup tepat dan aman. Pemerintah sudah melakukan pengkajian dari berbagai aspek," katanya.

Carunia menyebutkan, kalau proyek awal itu selesai, maka pada 2023 dan 2025 akan dibangun lagi dua PLTN lagi dengan kapasitas yang sama masing-masing 1.000 MW di lokasi yang sama yakni Jepara.

"Dengan adanya empat unit PLTN itu dipastikan, 95% daerah di seluruh Indonesia sudah akan teraliiri listrik sehingga ekonomi masyarakat semakin membaik," katanya.

Peneliti, Dr Anwar Budianto, menyebutkan, dewasa ini sudah 32 negara yang menggunakan PLTN dimana pada tahun 2007 pengoperasian PLTN tercatat sebanyak 571 unit.

"Terbanyak pengoperasian PLTN adalah di AS dengan 121 unit, disusul Perancis 68 unit, Jepang 57 unit, Inggris 29 unit. Bahkan Korsel sudah ada 20 PLTN, India 17 unit dan Taiwan enam PLTN," kata Anwar, yang menjabat Ketua Jurusan Teknofisika Nuklir STTN BATAN.[*/ito]